Oleh karena itu, selain memakan makanan yang "empat sehat lima sempurna", bagi para penderita penyakit tertentu, agar meminta nasihat dokter dan ahli gizi, makanan apa saja yang jangan dan boleh dimakan. Sebelum berangkat ke tanah suci, kita sudah berdisiplin soal makan. Jangan sampai gara-gara makanan, kita gagal berangkat menunaikan ibadah haji.
|
DUA orang calon jemaah haji divaksin
meningitis oleh petugas kesehatan sebelum berangkat ke tanah suci,
beberapa waktu lalu. Jemaah haji juga dianjurkan divaksin antiflu.*
DUDI SUGANDI/”PR”
|
Batal berangkat
Saya sempat kaget karena empat hari menjelang keberangkatan ke tanah suci
pada musim haji 1427 H, dokter mengharuskan saya opname. "Harus istirahat
minimal delapan hari," kata dokter. Menurut dia, saya terkena gejala tifus.
Beberapa teman satu KBIH, juga ada yang nyaris tidak berangkat, karena gula
darahnya tidak stabil. Bahkan seorang teman terpaksa menunda keberangkatannya,
karena magnya kambuh.Malam itu saya pergi ke dokter pun, bukan untuk memeriksakan diri, tetapi hanya untuk meminta obat-obatan guna persediaan selama di tanah suci. Teman menyarankan sebaiknya membawa obat-obat ringan seperti obat mag, sakit kepala, flu serta obat batuk. Karena dokter tadi sudah sering ke tanah suci, saya minta resep obat batuk. Sebab, batuk di Arab konon susah diobati.
Berkat pertolongan Allah, saya bisa berangkat. Walaupun masih agak lemah, saya sudah mulai sehat. Alhamdulillah, selama di Madinah, Mekkah, dan wukuf di Arafah serta melempar jumroh di Jamarot, saya sehat, kecuali batuk dan flu ringan. Begitu minum obat, keesokan harinya batuk langsung hilang. Saat flu ringan menyerang, saya segera menghubungi dokter kloter. Dengan diberi obat-obat generik, flu pun hilang.
Jaga makanan
Selama di asrama haji dan sembilan hari di Kota Madinah, kita tidak perlu
memikirkan makanan. Di Madinah, selama kita melaksanakan salat Arbain, kita
disediakan makan siang dan malam. Makan pagi, kita bisa membeli nasi kebuli,
beli roti kebab, martabak india atau makanan apa saja termasuk makanan Indonesia
yang banyak dijual di sekitar Masjid Nabawi. Minum teh susu unta selain bisa
meningkatkan stamina, juga rasanya enak. Apalagi diminum dalam udara dingin.
Untuk menjaga stamina, harus diupayakan setiap hari makan secukupnya, minum air dan makan buah-buahan serta sayur-sayuran sebanyak-banyaknya. Ulah ogoan. Jangan sekali-sekali mengeluh makanan nggak enak.
Sebetulnya, tidak ada masalah terkait soal makan bagi jemaah haji. Makanan melimpah, asal kita bawa uang cukup. Selama musim haji, makanan apa pun yang kita inginkan, tersedia dan bisa dengan mudah didapatkan. Bahkan para TKI yang bekerja di Arab Saudi, di musim haji, ia dibebaskan untuk nyambi, berjualan makanan. Buah-buahan termasuk jus buah banyak tersedia dengan harga murah. Bahkan, terkadang bisa kita mendapatkan secara gratis dari para pemberi sedekah.
Minumlah air zamzam sebanyak-banyaknya. Namun jangan terlalu sering meminum zamzam dingin. Di masjid-masjid, baik di Nabawi maupun Masjidilharam, banyak tabung-tabung yang bertanda huruf warna biru dan hijau. Biru artinya tidak dingin. Hijau, itu tanda air zamzam yang didinginkan. Sesekali boleh meminum yang dingin. Tetapi kalau terlalu sering, tenggorokan bisa terluka dan batuk.
Walaupun kita sudah berusaha, terkadang penyakit tidak bisa ditolak. Hampir sebagian besar jemaah haji pernah mengalami sakit, terutama batuk, sakit tenggorokan atau flu. Jika salat berjamaah di mesjid, suara jemaah yang sedang batuk seperti sedang bersahut-sahutan. Bahkan suaranya khas, sehingga dikenal dengan istilah "batuk unta".
Agar tidak terserang flu, sebelum berangkat, kita divaksin antiflu. Selalu mengenakan masker yang bersih. Hindari terlalu sering datang ke tempat-tempat berkerumun orang banyak. Istirahatlah yang cukup. Jangan terlalu sering keluar malam. Makan cukup, dan konsumsi buah-buahan segar serta sayuran. Hindari kontak dengan jemaah yang sudah terserang flu.
Jika sakit, kita bisa menghubungi dokter kloter. Namun terkadang di dokter kloter pun persediaan obat-obatan habis, terutama menjelang kepulangan. Beli saja ke apotek. Umumnya pelayan apotek di sana merangkap dokter. Jadi kalau sakit flu disertai sakit kepala, pegang saja hidung dan kening kita, dia akan mengerti sehingga segera ia memberinya obat flu. Jika sakit tenggorokan, pegang saja leher. Kalau batuk, gohgoy saja di depan penjaga apotek itu.(Wawan Djuwarna/"PR")*** Selanjunya...